Sabtu, 29 Juni 2019

Mau Apa setelah Ramadan


Amalan yang Harus Kita Lestarikan setelah Ramadan

1. Menjaga salat lima waktu secara berjamaah bagi kaum laki-laki.

2. Memperbanyak puasa sunah
a. Puasa enam hari di bulan Syawal
b. Puasa ayyamul bid setiap tanggal 13, 14, 15 bulan hijriah
c. Puasa Senin-Kamis
d. Puasa Arofah (9 Zulhijjah)
e. Puasa Asyura (10 Muharram)
f. Puasa Daud (Puasa berselang)

3. Menghidupkan Salat Sunah
a. Salat tahajud
b. Salat witir
c. Tahiyatul masjid
d. Sunah rawatib qabliah dan bakdiah (12 rakaat)
e. Salat duha, dll.

4. Membaca Alquran
a. Belajar membaca bagi yang belum bisa
b. Melancarkan
c. Mengkhatamkan
d. Menghafal
e. Mengamalkan sekuat mungkin

5. Berinfak atau sedekah di Jalan Allah
a. Sedikit atau banyak
b. Dalam keadaan lapang atau susah
c. Bersedekah dengan pikiran dan tenaga

6. Tolabul Ilmi
a. Hadiri kajian keislaman
b. Minimal sepekan sekali
c. Bertanya pada yang ahli agama jika belum paham
d. Ilmu itu digurukan.

7. Berinteraksi Sesama Manusia
a. Berbicara dengan adab yang baik
b. Saling memaafkan
c. Berbaik sangka
d. Memudahkan bukan menyulitkan dalam urusan dunia
c. Amar makruf nahi Munkar dengan cara yang baik
d. Saling menasihati dalam kebaikan
e. Bersabar menghadapi berbagai masalah
f. Senyum
(HW)



Kajian Ahad Pagi Masjid Al Hidayah Perumahan Klodran Indah Colomadu Karanganyar, Minggu (30/6/2019)
Ustaz Nurcholish

Jumat, 28 Juni 2019

Pesantren Kilat


Mengisi liburan dengan pesantren kilat di El Madina, Jl. Pleret Utama, Banyuanyar, Solo. Kebetulan lokasinya dekat rumah, hanya beberapa puluh meter dari kediaman Presiden Jokowi.

El Madina ini cukup mencolok terlihat dari jalan karena keberadaan "pesawat terbang" di halamannya. Layaknya pesawat sungguhan, di dalam El Madina Air terdapat kursi-kursi yang biasa digunakan untuk proses belajar mengajar. Anak-anak pun betah berlama-lama di dalam pesawat yang dilengkapi AC ini.

Setiap hari dalam sepekan ini, Kay dan Chilla masuk pukul 07.00 WIB dan pulang pukul 12.00 WIB. Dan Jumat (28/6/2019) adalah hari terakhir di mana mereka pulang pukul 13.00 WIB.

Meski sifatnya kilat, efek pesantren ini sangat positif bagi anak-anak. Setiap malam kuantitas dan kualitas mengaji dan pemahaman religiusitas mereka saya pantau meningkat. Semoga bermanfaat ya nak. (HW)



Rabu, 26 Juni 2019

Jurnalistik Pertanian


Selasa (25/6) malam, ketua kelas Jurnalistik Pertanian Prodi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian UNS, memberitahukan Rabu (26/6) adalah perkuliahan terakhir sebelum ujian akhir semester.

Perkuliahan semester ini sempat libur sekali karena tanggal merah. Mahasiswa pun minta agar perkuliahan terakhir dipadatkan. Biasanya kuliah mulai 13.00 WIB hingga 14.15 WIB. Kemarin kuliah lebih awal pukul 12.30 dan berakhir pukul 15.00 WIB. Kuliah yang cukup lama itu saya pakai untuk evaluasi tugas straight news dan feature, serta materi Pertanian dalam Jurnalistik, dan Cara Baru Bermedia: Multimedia, Sastrawi, dan Data.

Cukup melelahkan. Haus juga meski kali ini sudah persiapan sangu sebotol air minum dalam kemasan. Begitu kuliah berakhir, perut terasa keroncongan minta diisi. Cuz langsung otw soto ayam langganan di deket kampus arah Jurug.

Soto lamongan di sini bumbunya kerasa banget dan irisan ayamnya enggak pelit... hehehe. Harganya pun murmer. Satu porsi mangkuk besar, tempe goreng dua, dan teh tawar panas cuma Rp11.000 bro/sist!

Adik-adik mahasiswa semoga ilmunya bermanfaat ya. Selamat mengerjakan tugas membuat feature sebagai pengganti ujian teori. Dalam jurnalistik, teori itu penting, namun produk berkualitas hasil dari berproses itu jauh lebih penting.






Muhammadiyah

"K.H. Ahmad Dahlan, habib yang tidak pernah mencatatkan kehabibannya."

Jumat, 21 Juni 2019

Kerja sebagai Ibadah

Ustaz Kelik Gunawan Pribadi mnemberikan tausiah dalam halalbihalal keluarga besar Solopos Group di Griya Solopos, Kamis (20/6/2019)

Keluarga besar Solopos Group mengadakan halalbihalal, Kamis (20/6/2019). Para karyawan diimbau agar ikhlas dalam bekerja dan menganggap pekerjaan sebagai bagian dari ibadah.
Presiden Direktur PT Aksara Solopos,  Lulu Teriyanto, mengatakan halalbihalal merupakan kegiatan yang penting untuk saling mengakrabkan semua karyawan. Dia mengharapkan para karyawan setelah merayakan Hari Raya Idulfitri menjadi sosok yang lebih beriman dan lebih baik.
"Saya berharap setiap karyawan menjadi pribadi yang lebih baik. Ibadah dengan lebih baik. Bekerja juga. Anggaplah bekerja sebagai bagian dari ibadah. Tidak ada yang superman di perusahaan ini. Semua harus saling kerjasama," ujarnya ketika memberikan sambutan.
Selain mengajak agar para karyawan menjadi pribadi yang lebih baik dalam beribadah, Lulu juga memberikan semangat kepada para karyawan. Dia menyoroti persaingan di era digital yang semakin ketat. Sehingga, dia menyemangati agar Solopos bisa bersaing dengan kompetitor lainnya.
"Saya yakin semua sudah pernah mencoba beli di toko online. Membayar dengan uang digital. Itu merupakan perkembangan yang sangat luar biasa. Solopos juga harus bisa bersaing. Bagaimana kita bisa memanfaatkan perkembangan teknologi digital saat ini. Semoga kita bisa semakin maju kedepannya," ucapnya.
Ustaz Kelik Gunawan Pribadi dalam tausiahnya memberikan pentingnya menjadi manusia yang beriman. Dia mengatakan manusia yang baik dan tinggi derajatnya di mata Tuhan adalah manusia yang bertakwa.
"Manusia bisa menjadi manusia yang lebih baik dengan beribadah. Agar menjadi manusia yang bertaqwa. Orang yang paling mulia di sisi Tuhan adalah manusia yang bertaqwa," terang dia.
Kelik yang menyampaikan tausiyah diselingi candaan dapat mencairkan suasana. Para karyawan Solopos yang sebelumnya terlihat penat setelah bekerja dapat tertawa dengan candaan yang dilontarkan. Kelik memberikan wejangan agar karyawan Solopos dapat terus mempertahankan silaturahmi.
"Pentingnya bersilaturahmi dengan sesama manusia sangatlah penting. Hubungan baik tidak hanya antara manusia dan Allah. Tetapi sesama manusia juga penting. Maka dari itu, kita semua harus bisa menjaga silaturahmi," tuturnya. (Candra Mantovani)





Minggu, 16 Juni 2019

Halalbihalal dan Toleransi Beragama RT 002

Warga RT 002/RW 009 bersalam-salaman saat halalbihalal di Rumah Makan Tugu Boto Klodran, Colomadu, Karanganyar, Minggu (16/6/2019) malam.

Sejak tinggal di kompleks perumahan ini sekitar 2005 silam, tidak pernah merasakan acara halalbihalal tingkat RT. Seusai Ramadan, suasana mengalir begitu saja. Warga disibukkan dengan agenda masing-masing. Ada yang pulang ke kampung halaman untuk berlebaran, ada pula yang liburan ke luar kota. Hanya beberapa yang tetap tinggal di kompleks ditemani petugas satpam dadakan yang lalu lalang menjaga perumahan.
Padahal di kompleks atau perumahan lain, halalbihalal sudah jamak dilakukan. Ritual rutin itu sebagai momentum untuk silaturahim dan saling memaafkan. Maklum, karena kesibukan masing-masing, warga perumahan tidak saling bersua bahkan tidak kenal meski dengan tetangga. Interaksi hanya terjadi pada momen-momen tertentu seperti rapat RT yang hanya sebulan sekali, itu pun kalau tidak ada warga yang berhalangan.
Namun tahun ini ada yang berbeda di RT 002/RW 009 Perumahan Klodran Indah Tengah, Colomadu, Karanganyar. Menjelang akhir Ramadan lalu, istri Ketua RT, Murtini Aryanto, mengusulkan di grup WhatsApp Gunung Raya Klodran agar ada acara halalbihalal seusai Ramadan. Tiba-tiba grup yang sudah dianggap mati karena berisi anggota panitia Agustusan tahun lalu menggeliat lagi. Usulan tersebut langsung direspons antusias, sehingga acara benar-benar terealisasi di RM Tugu Boto Klodran, Minggu (16/6/2019) malam.
Sebagai seorang muslim saya sungguh mengapresiasi dan angkat topi. Usulan tersebut datang dari seorang nasrani, apalagi dari aktivis gereja.
Bisa jadi saya atau warga muslim lain selama ini punya pertanyaan yang sama, "kok tidak pernah ada acara halalbihalal tingkat RT ya?" Namun saya selalu punya pemikiran pakewuh. Saya sadar, di kompleks ini persentase KK muslim-nonmuslim hanya sekitar 60:40.
Acara halalbihalal perdana pun berlangsung meriah. Mayoritas warga baik muslim maupun nonmuslim hadir. Mereka yang tidak bisa datang karena alasan pekerjaan, mendelegasikan anak dan istri untuk bergabung.
Selain salam-salaman, acara diisi pembacaan ikrar Idulfitri, pengajian makna halalbihalal, pembagian door prize, hiburan organ tunggal, dan tentu saja jamuan khas Lebaran, lontong opor. Acara perdana itu pun sukses menghadirkan Kepala Desa Klodran, Warsito. Padahal pada acara-acara tingkat RT selama ini belum pernah dihadiri oleh seorang Kades.
Respons dukungan agar halalbihalal menjadi agenda tahunan disuarakan warga di grup WhatsApp maupun saat acara berlangsung.
Halalbihalal yang merupakan manifestasi dari menjalin silaturahim ini sesuai dengan pesan Idulfitri oleh sesepuh RT 002, Bp Sriyatno. Tujuan Ramadan adalah membentuk insan yang bertakwa. Silaturahim adalah salah satu sifat orang muttaqin atau bertakwa, yaitu menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-NYA.
Terima kasih Bapak-Ibu RT yang telah mengawal toleransi beragama di kompleks perumahan ini. Secara keyakinan kita memang berbeda, tetapi perbedaan itu justru membimbing kita untuk selalu menciptakan beragam keindahan.
Selamat Idulfitri 1440 H, Taqabalallahu Minna Waminkum, Minal Aidin Wal Faizin Mohon Maaf Lahir dan Batin.🙏🙏


















Terima Kasih SD Muhammadiyah PK Kottabarat


Hassya Maykayla Raihanie
Lima tahun putri kami Hassya Maykayla "Keke" Raihanie menimba ilmu di SD Muhammadiyah Program Khusus (PK) Kottabarat Solo. Kenapa hanya lima tahun? Karena kelas dua, Kay sempat pindah ke Kota Pekalongan mengikuti saya bertugas di sana.
Sekolah ini Papanya yang pilih. Saya yang dulu sibuk di kantor dan sering luar kota, manut dan ngikut apa pun keputusan Papanya. Beliau yang mengajak Kay survey sekolah, membandingkan, dan akhirnya mendaftarkan ke sekolah ini.Papanya anak-anak yang aktif berkenaan dengan urusan sekolah.
Menjadi sekolah favorit di Kota Bengawan, SD Muh. PK Kottabarat jauh-jauh hari telah membuka pendaftaran. Informasi yang kurang saat itu membuat saya terlewatkan mendaftarkan Kay ke SD Muh. PK Kottabarat. Beruntung Ustaz Roni, guru Kay di TK Islam Fatiha Manahan, saat itu menginformasikan masih ada penerimaan siswa baru gelombang II di SD tersebut. Waktu itu sekitar Desember, sekitar enam bulan dari penerimaan siswa baru di sekolah negeri. 
Harap-harap cemas ketika saya mendaftarkan putri pertamaku itu ke SD Muh. PK Kottabarat. Hal itu karena kuota calon siswa yang diterima di gelombang II hanya sedikit, untuk menggenapi kursi yang tidak terisi dari penerimaan gelombang I. Apalagi pesaing Kay tetap banyak, karena mayoritas pendaftar baru mendengar informasi penerimaan siswa baru di SD tersebut.   
Setelah melalui serangkaian tes, Kay akhirnya lulus dan dinyatakan diterima. Ujian yang “di luar” kebiasaan karena sesuai regulasi tidak dibenarkan seleksi masuk SD ada tes calistung. Namun di banyak SD favorit, tes calistung sudah lumrah dan biasa dilakukan untuk mengeliminasi banyaknya jumlah pendaftar.
Memulai belajar di kelas satu, Kay diajar oleh guru-guru paling senior di sekolah ini. Kay yang memang ceria dan mandiri karena sudah masuk daycare sejak dini tidak mengalami masalah sama sekali dengan akademik. Tapi ternyata sifatnya yang cuek dan suka cerita akhirnya ramai sendiri di kelas, menjadikannya sering "dihukum" oleh ustazahnya kelas satu.
Disuruh istighfar sambil berdiri sudah sering dia lakoni katanya. Hal yang sangat berkesan baginya dan tak terlupa. Tindakan tegas dari ustazahnya ini katanya yang membuatnya lama-lama jadi lebih kalem. Ustaz kelas satu yang satunya adalah ustaz yang menurut saya paling sabar di sekolah ini. Siapa pun yang berbicara dengan beliau akan mendapatkan aura adem yang selalu menenangkan. Ternyata berpengaruh juga ke Kay. Kay yang berkepribadian kholeris dan cenderung bossy saat kecil, dapat teredam dengan banyak petuah dan kesabaran dari ustaz-ustazahnya yang luar biasa, memberinya dasar yang kuat di kelas satu. Sayang, kemarin lupa enggak foto bareng beliau-beliau saat wisuda.
Kelas dua Kay melaluinya di Pekalongan. Di sana dia pagi sekolah di SD Muhammadiyah Bendan, SD terbaik di Kota Batik. Sorenya Kay sekolah  di madrasah. Tidak ada full day school seperti di Solo. Belajar di madrasah ini mengasah kemampuan Kay dalam hafiz Alquran.
Lepas kelas dua, kelas tiga Kay kembali lagi ke Solo. Saat kelas tiga adalah momen paling sedih baginya. Kehilangan ustaz wali kelas yang sangat disayanginya. Ketika ustaznya sakit sampai meninggal, dia menulis surat dan menangis berhari-hari. Pribadinya yang memang tidak ekspresif dan spontan dalam menunjukkan emosi, menjadikannya lebih banyak menuangkan kesedihannya dalam bentuk tulisan. Saat inilah mulai kegemarannya menulis bermula. Saat kelas tiga ini, di pertengahan semester dua Kay mengalami diajar oleh hampir seluruh pengajar di sekolahnya. Kenapa? Karena ustaz wali kelasnya meninggal, sementara ustazah pendamping harus cuti hamil. Saat yang mengesankan katanya, karena bisa merasakan gaya mengajar yang berbeda-beda dari ustaz-ustazah yang berganti-ganti tiap hari.
Kelas empat, wali kelas dan pendamping Kay semuanya berkarakter kalem. Mulai kelas empat ini, saya baru mengikuti perkembangan Kay di sekolah. Saya sudah resign, dan usahanya sebagai DC HWI sudah mulai tertata. Saya pun aktif berkomunikasi dengan ustaz-ustazahnya saat itu. Saat kelas empat ini kata Kay dia seperti mendapat dua ortu yang semuanya sabar dan lemah lembut di sekolah. Benar-benar merasa disayangi seperti anak, katanya.
Kelas lima, saya yang tidak pernah aktif sama sekali di kegiatan sekolah terpilih menjadi komite sekolah. Tak hanya komite kelas lima, saat itu ternyata saya juga ditunjuk masuk pengurus gabungan komite yayasan sekolah yang terdiri dari beberapa komite mulai dari TK-SMA. Di kelas lima, saya yang hanya kenal ortu dari sahabat Kay, akhirnya merapat ke sekolah, sering koordinasi dengan guru, dan akrab dengan ortu siswa lainnya. Di kelas lima ini, full kegiatan yang berkesan bagi Kay.
Aneka kegiatan seperti berkurban ke lingkungan yang kurang beruntung, kampung Ramadan di desa selama beberapa hari, rihlah ilmiah keluar kota, dsb. Kay juga mewakili SD dan Kota Solo ke Jambore Hizbul Wathan (HW) tingkat Jateng di Klaten.
Ustaz-ustazahnya juga punya karakter berbeda-beda dan semuanya mewarnai positif baginya. Kelas lima ini Kay mulai menyukai matematika, mapel yang dulu sangat dibencinya. Kay juga mulai aktif di jurnalistik dan belajar menulis lebih intens, sesuai dengan minat dan bakatnya.
Kelas enam, saya masih menjadi pengurus komite. Kegiatan kelas enam yang super padat, menjadikannya semakin sering ke sekolah. Saya juga makin intens berkomunikasi dengan ustaz-ustazah Kay. Kekhawatirannya atas nilai matematika Kay yang dari awal sampai try out selalu remuk, membuat saya lebih konsen pada matematika. Dan alhamdulillah, saat USBN kemarin dengan kemampuan matematika Kay yang sebelumnya terbatas karena dia tidak paham, ternyata mampu meraih nilai yang memuaskan. Di kelas enam ini, Kay memiliki wali kelas dan PA yang diampu dua guru yang berbeda. Yang satu kalem lembut, yang satu tegas. Berasa kaya punya ortu kedua di sekolah.
Semua guru yang mengajar Kay mewarnai karakter dia. Membentuknya, dan mendidiknya tak hanya di bidang akademik, tapi juga akhlak dan kepribadiannya. Pembiasaan positif seperti salat duha, tilawah, murojaah, dsb dari sekolah, menjadikan dia otomatis tetap menjalankannya walau bukan hari sekolah sekalipun. Tak hanya guru yang mengajar, kepsek, TU, guru perpus, penjaga sekolah, ibu dapur, penjaga koperasi, dan seluruh elemen sekolah juga memberikan pelajaran baginya tentang arti bermasyarakat.
Ada kalanya sebagai ortu ada hal yang tidak sejalan dengan sekolah, tapi dengan komunikasi dua arah semua ganjalan apapun dapat terselesaikan dengan baik akhirnya. Semoga semua ilmu yang didapat dari sekolah menjadi ilmu yang bermanfaat, menjadikan Kay insan yang bermaslahat sebesar-besarnya kepada agama, nusa, dan bangsa kelak. Amin.
Matur nuwun sebesar-besarnya untuk semua elemen di SD Muhammadiyah PK Kottabarat yang selama lima tahun ini sudah mendidik Kay. Dan selamat SD Muhammadiyah PK Kottabarat mampu mempertahankan prestasi peringkat pertama rata-rata tertinggi hasil USBN tingkat Kota Solo. (Liana Indrawati)

Wisudawan SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Solo melakukan lempar topi saat upacara wisuda di The Alana Hotel & Convention Center Jl. Adisucipto, Colomadu, Karanganyar, Sabtu (15/6/2019).















Jumat, 14 Juni 2019

Kay: Akhirussanah TK Fatiha Solo