Minggu, 16 Juni 2019

Halalbihalal dan Toleransi Beragama RT 002

Warga RT 002/RW 009 bersalam-salaman saat halalbihalal di Rumah Makan Tugu Boto Klodran, Colomadu, Karanganyar, Minggu (16/6/2019) malam.

Sejak tinggal di kompleks perumahan ini sekitar 2005 silam, tidak pernah merasakan acara halalbihalal tingkat RT. Seusai Ramadan, suasana mengalir begitu saja. Warga disibukkan dengan agenda masing-masing. Ada yang pulang ke kampung halaman untuk berlebaran, ada pula yang liburan ke luar kota. Hanya beberapa yang tetap tinggal di kompleks ditemani petugas satpam dadakan yang lalu lalang menjaga perumahan.
Padahal di kompleks atau perumahan lain, halalbihalal sudah jamak dilakukan. Ritual rutin itu sebagai momentum untuk silaturahim dan saling memaafkan. Maklum, karena kesibukan masing-masing, warga perumahan tidak saling bersua bahkan tidak kenal meski dengan tetangga. Interaksi hanya terjadi pada momen-momen tertentu seperti rapat RT yang hanya sebulan sekali, itu pun kalau tidak ada warga yang berhalangan.
Namun tahun ini ada yang berbeda di RT 002/RW 009 Perumahan Klodran Indah Tengah, Colomadu, Karanganyar. Menjelang akhir Ramadan lalu, istri Ketua RT, Murtini Aryanto, mengusulkan di grup WhatsApp Gunung Raya Klodran agar ada acara halalbihalal seusai Ramadan. Tiba-tiba grup yang sudah dianggap mati karena berisi anggota panitia Agustusan tahun lalu menggeliat lagi. Usulan tersebut langsung direspons antusias, sehingga acara benar-benar terealisasi di RM Tugu Boto Klodran, Minggu (16/6/2019) malam.
Sebagai seorang muslim saya sungguh mengapresiasi dan angkat topi. Usulan tersebut datang dari seorang nasrani, apalagi dari aktivis gereja.
Bisa jadi saya atau warga muslim lain selama ini punya pertanyaan yang sama, "kok tidak pernah ada acara halalbihalal tingkat RT ya?" Namun saya selalu punya pemikiran pakewuh. Saya sadar, di kompleks ini persentase KK muslim-nonmuslim hanya sekitar 60:40.
Acara halalbihalal perdana pun berlangsung meriah. Mayoritas warga baik muslim maupun nonmuslim hadir. Mereka yang tidak bisa datang karena alasan pekerjaan, mendelegasikan anak dan istri untuk bergabung.
Selain salam-salaman, acara diisi pembacaan ikrar Idulfitri, pengajian makna halalbihalal, pembagian door prize, hiburan organ tunggal, dan tentu saja jamuan khas Lebaran, lontong opor. Acara perdana itu pun sukses menghadirkan Kepala Desa Klodran, Warsito. Padahal pada acara-acara tingkat RT selama ini belum pernah dihadiri oleh seorang Kades.
Respons dukungan agar halalbihalal menjadi agenda tahunan disuarakan warga di grup WhatsApp maupun saat acara berlangsung.
Halalbihalal yang merupakan manifestasi dari menjalin silaturahim ini sesuai dengan pesan Idulfitri oleh sesepuh RT 002, Bp Sriyatno. Tujuan Ramadan adalah membentuk insan yang bertakwa. Silaturahim adalah salah satu sifat orang muttaqin atau bertakwa, yaitu menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-NYA.
Terima kasih Bapak-Ibu RT yang telah mengawal toleransi beragama di kompleks perumahan ini. Secara keyakinan kita memang berbeda, tetapi perbedaan itu justru membimbing kita untuk selalu menciptakan beragam keindahan.
Selamat Idulfitri 1440 H, Taqabalallahu Minna Waminkum, Minal Aidin Wal Faizin Mohon Maaf Lahir dan Batin.🙏🙏


















1 komentar:

  1. Terima kasih kepada panitiya atas terselenggaranya acara Halal bi halal di Rt 02 Rw 09,sehingga bisa seling maaf memaafkan,bersilahturahmi sehingga terasa damai, adem ayem,guyub rukun dalam bertetangga semoga tradisi ini terus berlanjut, Mwn

    BalasHapus