Sabtu, 18 Mei 2019

Kisah Julaibib Menikah dengan Bidadari

Tarawih Masjid Hj. Sudalmiyah Rais UMS

Julaibib, sahabat Nabi yang satu ini namanya tidak begitu populer. Wajahnya tidak tampan dan secara ekonomi ia juga tidak kaya. Namun, ia dipilih Allah untuk menikah dengan bidadari.

Kisah Julaibib ini setidaknya memberikan tiga ibrah untuk kita:
1. Allah tidak memandang fisik dan harta, namun amal dan hati
Julaibib tidak tampan juga tidak kaya. Namun, ia mulia dalam penilaian Allah dan RasulNya. Karena apa? Karena amal dan hatinya. Ia sahabat yang selalu berusaha membersamai Rasulullah dan membaktikan dirinya untuk Islam.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ
“Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa dan harta kalian, namun Allah memandang hati dan amal-amal kalian” (HR. Muslim)

2. Julaibib dan istrinya bergegas memenuhi seruan Allah dan RasulNya
Kisah ini mengajarkan kita untuk bergegas memenuhi seruan Allah dan RasulNya. Tidak menunda-nunda dan juga tidak mencari-cari pilihan lain ketika ada ketetapannya.
Istri Julaibib mencontohkan itu. Meskipun calon suaminya tidak tampan dan tidak kaya, yang bahkan orangtuanya ragu apakah ia akan bahagia hidup bersama suami seperti itu, ia langsung menerima karena yang melamarkannya adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Ia benar-benar mengamalkan firman Allah dalam surat Al Ahzab ayat 36 yang menyebutkan karakter orang beriman:
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا
“Tidak tidaklah patu bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” (QS. Al Ahzab: 36)

Demikian pula Julaibib, begitu ada seruan jihad, ia langsung berangkat. Tidak ada pilihan lain baginya.

3. Lebih baik terkenal di langit daripada terkenal di bumi
Julaibib bukanlah sahabat ternama. Namanya tidak begitu populer bagi kita. Dan memang banyak sahabat yang tidak kita kenal, namun mereka terkenal di langit.
Saat Rasulullah wafat, ada sekitar 110.000 sahabat. Berapa di antara mereka yang kita kenal namanya?
Nama Julaibib tidak begitu populer. Dalam sejumlah kitab sirah sahabat, biografinya tidak dibahas. Misalnya dalam Rijal Haula Rasul yang ditulis oleh Syaikh Khalid Muhammad Khalid, tidak ada namanya di antara 60 sahabat yang beliau tulis. Pun dalam Shuwar Min Hayati Shahabat karya Syaikh Abdurrahman Raf’at Al Basya yang berisi 60 sirah shahabat, tidak ada nama Julaibib. Namanya baru kita dapati saat kita membaca sirah shahabat yang ditulis oleh Syaikh Mahmud Al Mishri berjudul Ashabur Rasul. Pada jilid terakhir dari 104 nama sahabat, ada kisah Julaibib.
Para sahabat yang tidak merasa kehilangan Julaibib usai perang di atas juga menunjukkan bahwa ia tidak terlalu dikenal di kalangan mereka. Namun, ia terkenal di langit, populer di hadapan Allah hingga Rasulullah mempersaksikan, “Julaibib adalah bagian dariku, dan aku adalah bagian dari Julaibib.” (HW/bersamadakwah.net)





0 komentar:

Posting Komentar