Minggu, 11 Agustus 2019

Ibrahim Uswah Hasanah



Allah SWT menjadikan Nabi Ibrahim AS sebagai uswah hasanah bagi umat manusia. Firman Allah dalam Surat Al Mumtahanah: 4.
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِيْٓ اِبْرٰهِيْمَ وَالَّذِيْنَ مَعَهٗۚ اِذْ قَالُوْا لِقَوْمِهِمْ اِنَّا بُرَءٰۤؤُا مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۖ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاۤءُ اَبَدًا حَتّٰى تُؤْمِنُوْا بِاللّٰهِ وَحْدَهٗٓ اِلَّا قَوْلَ اِبْرٰهِيْمَ لِاَبِيْهِ لَاَسْتَغْفِرَنَّ لَكَ وَمَآ اَمْلِكُ لَكَ مِنَ اللّٰهِ مِنْ شَيْءٍۗ رَبَّنَا عَلَيْكَ تَوَكَّلْنَا وَاِلَيْكَ اَنَبْنَا وَاِلَيْكَ الْمَصِيْرُ
Sungguh, telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengannya, ketika mereka berkata kepada kaumnya, "Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami mengingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu ada permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja," kecuali perkataan Ibrahim kepada ayahnya, "Sungguh, aku akan memohonkan ampunan bagimu, namun aku sama sekali tidak dapat menolak (siksaan) Allah terhadapmu." (Ibrahim berkata), "Ya Tuhan kami, hanya kepada Engkau kami bertawakal dan hanya kepada Engkau kami bertobat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali.

Dalam hal apa dalam diri Nabi Ibrahim AS dan keluarganya ada uswah hasanah:

Pertama, Kemurnian dalam Beraqidah
Nabi Ibrahim AS mengatakan kepada kaumnya, rajanya Namrud yang kejam, termasuk kepada ayahnya sendiri ketika sudah berbeda keyakinan dengan mengatakan inna buroo u minkum (sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu sekalian), karena keyakinan tauhid tidak akan pernah bisa bersatu dengan kesyirikan.

QS Al Maidah: 72.
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِيْنَ قَالُوْٓا اِنَّ اللّٰهَ هُوَ الْمَسِيْحُ ابْنُ مَرْيَمَ ۗوَقَالَ الْمَسِيْحُ يٰبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اعْبُدُوا اللّٰهَ رَبِّيْ وَرَبَّكُمْ ۗاِنَّهٗ مَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللّٰهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوٰىهُ النَّارُ ۗوَمَا لِلظّٰلِمِيْنَ مِنْ اَنْصَارٍ
Sungguh, telah kafir orang-orang yang berkata, "Sesungguhnya Allah itu dialah Al-Masih putra Maryam." Padahal Al-Masih (sendiri) berkata, "Wahai Bani Israil! Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu." Sesungguhnya barang siapa mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka sungguh, Allah mengharamkan surga baginya, dan tempatnya ialah neraka. Dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang zalim itu.

Kedua, Ketaatan dan Kepasrahan yang Total kepada Allah
Nabi Ibrahim AS senantiasa sami'na waatha'na ketika mendapat perintah dari Allah SWT, meskipun perintah di luar nalar/akal manusia.

- Nabi Ibrahim AS diperintahkan meninggalkan istri dan anaknya si tempat yang jauh dari perkampungan, gersang tanpa pepohonan, juga tidak ada air (baitullah).

- Siti Hajar pun patuh dengan perintah itu. Sehingga pertolongan Allah datang, ketika Siti Hajar berlari mencari air dari Sofa-Marwa, muncullah air dari jejak kaki Ismail kecil. Begitulah Allah SWT mengatur rezeki yang kadang hasil usaha itu tidak langsung dari usaha yang dilakukan tapi Allah SWT memberikan jalan yang lain ketika usaha itu dijalankan sungguh sungguh dan penuh tawakal kepada Allah SWT.

- Nabi Ibrahim diperintahkan menyembelih putranya Nabi Ismail AS setelah berpuluh-puluh tahun belum mendapatkan putera. Dan begitu mendapat momongan, dia diminta Allah untuk berpisah dan membawanya ke Mekkah.

Maka Allah SWT menjadikannya sebagai khalila (kekasih). QS Annisa 125.
وَمَنْ اَحْسَنُ دِيْنًا مِّمَّنْ اَسْلَمَ وَجْهَهٗ لِلّٰهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ وَّاتَّبَعَ مِلَّةَ اِبْرٰهِيْمَ حَنِيْفًا ۗوَاتَّخَذَ اللّٰهُ اِبْرٰهِيْمَ خَلِيْلًا
Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang dengan ikhlas berserah diri kepada Allah, sedang dia mengerjakan kebaikan, dan mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah telah memilih Ibrahim menjadi kesayangan-(Nya).
Allah SWT pun kemudian memberinya lagi putera Nabi Ishaq AS.

Ketiga, Mendidik Keluarga
Siti Hajar dan Ismail AS menjadi penyabar karena didikan Ibrahim.

Keempat, Senantiasa Mengingat Kematian
Ibrahim AS seperti dalam QS Al Mumtahanah:4
 رَبَّنَا عَلَيْكَ تَوَكَّلْنَا وَاِلَيْكَ اَنَبْنَا وَاِلَيْكَ الْمَصِيْرُ
(Ibrahim berkata), "Ya Tuhan kami, hanya kepada Engkau kami bertawakal dan hanya kepada Engkau kami bertobat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali."

Dengan mengingat kematian manusia akan bersikap hati-hati di dunia, tidak hidup seenaknya, tidak mengumbar hawa nafsu, karena sadar hidup sementara, dan akan diminta tanggung jawab si akhirat.

Orang cerdas menurut Rasulullah SAW adalah yang banyak mengingat kematian dan mempersiapkan diri untuk kehidupan di akhirat. Ini diriwayatkan oleh Ibnu Umar dan Syadad bin Aus. (HW)




Salat Iduladha 1140 H
di Lapangan Punthuk Wonokerto Turi Sleman
Imam/Khatib: Ustaz Darussalam Ponpes Al Bayan Minggir, Sleman. Majelis Tablig PW Muhammadiyah DIY


0 komentar:

Posting Komentar